Jules Verne

KAPAN anda pertama kali mendengar atau mengenal nama Jules Verne? Kalau saya baru sekitar 18 tahun yang lalu. Bukan dari buku atau jurnal literasi ilmiah. Tapi dari film fiksi khayalan tiga sekuel yang bersetting tahun 1985, 1955 dan 1885! Saat itu, Julles Verne benar-benar nama yang asing tapi begitu menggelitik bagi saya yang masih bocah!

Seorang “ilmuwan khayalan” yang “gila” datang dari tahun 1885. Doc Brown, anda mungkin masih ingat dengan salah satu tokoh di film back to the future. Doc yang sudah merantau ke masa seratus tahun sebelumnya, datang mengunjungi mahasiswa kesayangannya, Marty Mc Fly di tahun 1985.

Ia menggunakan mesin waktu berbentuk lokomotif berbahan batu bara. Ini memang film nyeleneh yang menggunakan dasar dari teori relatifitas Einsten ; E = MC2. Andalannya untuk menjelajahi waktu adalah kapasitor Flux!

Doc Brown datang dengan seorang istri dari masa lampau dan dua orang anak lelaki hasil perkawinannya dari masa seratus tahun sebelumnya. Doc menikahi seorang wanita yang berusia puluhan, bahkan mungkin ratusan tahun di atasnya. Tapi, bukan itu yang menarik perhatian saya. Tapi saat Doc memperkenalkan kedua anaknya ke Marty Mc Fly.

“ Marty, this my sons. Julles and Verne! Teriak Doc dari atas lokomotif ajaibnya.

Selanjutnya? Tidak ada selanjutnya dalam film itu. Ucapan Doc Brown barusan juga menandai berakhirnya film sekuel ketiga dari Back to the future. Anda mungkin sudah pernah menyaksikannya? Atau malah belum?

Jules dan Verne. Nah ini dia. Saat itu saya merasa nama itu lebih cocok diberikan kepada satu orang, Jules Verne bukan Jules dan Verne seperti kata Doc Brown.

Otak kecil saya langsung berusaha mencari nama itu di buku-buku pelajaran sejarah sekolah, buku Rangkuman Pengetahuan Umum (RPU, red), buku pintar dan juga atlas peta dunia (pikir saya : siapa tahu Julles Verne adalah nama pulau, kota atau daerah di dunia, red). Tapi memang tidak ketemu.

Zaman segitu, saya memang belum bisa memanfaatkan kemajuan teknologi via internet. Internet cuma ada di film-film barat yang hanya bisa disaksikan, tapi tidak bisa digunakan

Dari hasil cari-cari, belakangan (wah, terlambat ya) saya baru tahu. Jules Verne lahir di Nantes tahun 1828. Setelah lulus kuliah di Fakultas Hukum, dia tidak menjadi pengacara, tetapi justru menjadi penulis cerita khayalan.

Para kritikus sastra menyebutnya Inovator Fiksi Ilmiah, karena kemampuannya dalam menggabungkan unsur prosa naratif sastra yang indah dengan unsur ilmu pengetahuan dan teknologi yang pelik dan rumit serta jauh melampaui masanya waktu itu.

Dalam seluruh karya tulisnya yang berjumlah hampir 60 buah, Jules banyak memperkenalkan teknologi canggih masa depan meliputi penciptaan alat transportasi udara, laut, tanah (termasuk kapal selam modern, mobil, kereta api, kapal laut, pesawat terbang), radio, televisi, telepon, perjalanan ke bulan, perjalanan keliling dunia dan masih banyak lagi hal yang saat ini telah kita temukan kegunaannya yang sangat nyata.

Jules merupakan salah satu penulis dan pengarang jenius pada masanya dan juga salah satu figur sastrawan paling dihormati semua orang di dunia hingga sekarang. Sastrawan jenius ini meninggal dunia tahun 1905, meninggalkan karya-karya fiksi-ilmiah, fantasi, dan petualangan hebat yang masih dapat kita nikmati saat ini.

Saat saya tahu siapa Jules Verne, saya kok malah ingin jadi seperti dia. Apa yang saya lakukan? Saya menanggalkan gelar sarjana yang sudah saya raih, kesempatan dan khayalan untuk bisa bekerja sebagai seorang engineer di daerah “perawan”. Akhirnya, di sinilah saya. Jadi jurnalist tanggung yang ternyata jauh dari sosok Jules Verne.

(*)

Postingan ini pertama kali diunggah pada 7 Mei 2008 di blog lama saya : noesaja.wordpress.com
Bintoro Suryo

About Author /

Admin

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Start typing and press Enter to search