Harapkan Produksi Oksigen dari Mangrove

HUTAN bakau atau mangrove selain sebagai tempat hidup beberapa biota laut, juga merupakan benteng yang tangguh untuk menahan abrasi pantai akibat gelombang air pasang. Satu lagi yang penting, hutan bakau juga bisa mereduksi Co2 untuk ditukar dengan oksigen (O2) yang penting bagi kehidupan. Tidak heran, keberadaan hutan bakau jadi begitu penting dan menarik minat pemerhati lingkungan.

Kucuran dana internasional untuk menghadirkan kembali hutan-hutan bakau yang sudah rusak atau hilang bisa mencapai milyaran rupiah.

Wilayah-wilayah pantai di Indonesia banyak dilirik kalangan pemerhati lingkungan dunia untuk dikembangkan kembali hutan bakaunya. Pertimbangannya adalah struktur tanah yang cocok dan juga letak Indonesia yang dikenal sebagai paru-paru dunia.

Tambahan lagi, hutan-hutan bakau kita memang sudah jauh menyusut karena perkembangan zaman dan aktifitas ekonomi yang dilakukan manusia.

Salah satu lembaga internasional yang tertarik untuk membudidayakan kembali hutan bakau di Indonesia adalah YL Invest Co. Ltd dari Jepang. Untuk mewujudkan kembali hutan-hutan bakau atau Mangrove yang lebat di Indonesia, mereka datang dengan dana sendiri. Kompensasi yang mereka harapkan adalah produksi oksigen untuk dunia melalui hutan bakau.

Selain itu, hadirnya kembali hutan bakau yang sudah banyak menyusut, diharapkan bisa mereduksi efek pemanasan global yang saat ini sudah mulai jadi ancaman penduduk di Bumi. Harapan besar memang bertumpu pada negara-negara seperti Indonesia yang terletak di jalur Khatulistiwa.

Sementara ini ada empat lokasi di Indonesia yang masuk dalam program YL invest.co.ltd. masing-masing Batam dengan luas lahan 500 hektar, Ogan Komering Ilir (OKI) seluas 20 ribu ha., Musi Banyuasin seluas 30 ribu ha.serta Tanjung Jabung Timur di Jambi dengan luas 30 ha.

Upaya penanaman bibit Bakau oleh aktifis asing peduli lingkungan. Photo : noesaja

Di daerah terakhir, pengerjaannya akan dilakukan tahun ini juga dengan menggandeng masyarakat setempat untuk ikut mensukseskan penanaman kembali hutan bakau. Bupati Tanjung Jabung Timur-Jambi, Abdullah Hich mengakui jumlah hutan bakau di wilayahnya memang sudah jauh menyusut karena aktifitas manusia.

Akibatnya, sejumlah wilayah pesisir pantai di sana mengalami kerusakan besar akibat abrasi gelombang laut. Keberadaan hutan bakau yang menyusut juga ikut berpengaruh pada elemen yang bisa mereduksi Co2 di wilayahnya.

“ Wilayah kami, terutama yang di sekitar selat Berhala memang langsung berhadapan dengan laut Cina Selatan..Hantaman gelombangnya cukup besar dan langsung mengenai daratan di pantai yang menyebabkan abrasi”, ujar Abdullah Hich saat melakukan penandatanganan kerjasama program ini di Batam beberapa hari kemarin.

Darimana YL invest co.ltd menalangi dana penghijauan puluhan ribu hutan bakau di Indonesia? Dirut lembaga itu Nauto Akune melalui perwakilannya di Indonesia, Basri Buhari menyatakan dana program diambilkan dari rangkuman dana Kyoto Protocol Jepang yang bekerjasama dengan badan dunia UNESCO-PBB.

“ Ini merupakan program internasional untuk menyelamatkan bumi”, ujar Basri Buhari.

Untuk pelaksanaan program di satu daerah seperti Tanjung Jabung Timur misalnya, pihak YL invest co. Ltd dengan bendera PMA PT Yamamoto Asri akan melaksanakan penanaman hutan bakau selama 3 tahun dengan masa perawatan mencapai 30 tahun. Dana yang diperlukan sekitar 2 miliar rupiah lebih.

Pemerintah daerah seperti Tanjung Jabung hanya menyiapkan lahan yang akan dipakai. Selebihnya mulai dari penanaman hingga perawatan menjadi tanggung jawab pihaknya. Setelah 30 tahun, hutan bakau yang sudah jadi, akan dikembalikan utuh untuk bisa dikelola pemerintah daerah setempat.

Untuk program yang sudah berjalan, YL invest co.Ltd sebenarnya memulai langkah penghijauan hutan bakaunya di Batam. Di wilayah ini, ada 500 hektar lahan yang sudah ditanami bakau. Masing-masing di wilayah Tanjung Piayu Laut dan pulau Sekenak. Pelaksanaan program juga melibatkan masyarakat di sekitar lokasi. Mulai dari pembibitan, penanaman hingga perawatannya.

“ Kita juga ingin merangkul masyarakat. Selain target program menyelamatkan bumi berhasil, ada penghasilan tambahan bagi mereka dengan program ini”, ujar Basri.

Dengan melibatkan secara langsung, masyarakat di sekitar lokasi juga memiliki tanggung jawab untuk mensukseskan program ini. Masyarakat diberi kesadaran untuk sama-sama mau menjaga hutan bakau yang sudah ada. Dengan begitu, biota laut yang hidup di sekitar hutan bakau bisa kembali lagi, pantai tidak tergerus abrasi dan semakin banyak elemen alam yang bisa mereduksi CO2 menjadi O2 untuk kehidupan. Bukan hanya untuk mereka saja, tapi juga untuk anak cucu di masa mendatang.

(*)

Postingan ini pertama kali diunggah pada 16 Mei 2008 di blog lama saya : noesaja.wordpress.com
Bintoro Suryo

About Author /

Admin

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Start typing and press Enter to search