Wanita Pemimpin
LAKI-LAKI dan perempuan memang beda, namun tidak boleh dibeda-bedakan. Laki-laki dan perempuan punya potensi untuk menjadi pemimpin negara, daerah atau organisasi perempuan. Karena sebenarnya setiap orang memiliki kapasitas untuk menjadi pemimpin. Kekuatan terdasar seorang pemimpin adalah keteladanannya dan sifat sidiq (jujur, benar, berintegrasi tinggi, bukan dari gender.
Bagaimana untuk jadi pemimpin, kita bisa berkaca dari para pemimpin. Hal tersebut diutarakan Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemko Batam, H. Syamsul Bahrum, phD, Pembicara seminar ‘Leadership dan Management, suatu pendekatan pragmatis dan teoritis bagi kaum perempuan yang digelar oleh Persatuan Istri-Istri Dewan (Piswan) Kota Batam pada Senin (6/7) di Gedung DPRD Kota Batam.
Margareth Thacher dari Inggris dikenal sosok wanita besi. Dia berprinsip. ‘Anda harus bertarung lebih dari sekali untuk mendapatkan satu kemenangan’. Boleh juga berkaca dari tokoh rekonsiliasi Nasional Afrika Selatan, Nelson Mandela yang membawa bangsanya, dari negara rasialis menjadi negara demokratis merdeka. Filosofi kepemimpinan Nelson Mandela adalah kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinannya. Seorang pemimpin yang melayani rakyatnya.
Lain lagi gaya kepemimpinan Lee Kuan Yew dari Singapura. Yaitu ‘Arm Leadership’ dimana seorang Pemimpin harus mampu melahirkan Pemimpin – Pemimpin dan punya sistem prosedur yang kuat, penghargaan bagi yang berhasil dan hukuman bagi yang melanggar. Memiliki sistem yang kuat dan penegakan hukum yang baik. Selain itu etika dan cara hidup aparatur negara ditetapkan dengan standar yang tinggi (dilarang mengujungi bar, menerima ‘hadiah’, berjudi, korupsi dan main wanita).
Masa kini, tantangan internal dan global perempuan di Batam atau daerah Kepri sangat besar. Karenanya kita harus mampu membangun kekuatan internal yaitu dari kepemimpinan, management, staff kompetensi, penelitian dan pembangunan, informasi teknologi dan ilmu pengetahuan dasar bisnis.
Sebuah organisasi wanita juga harus siap berhadapan dengan phenomena organisai baik dari persepektif analisis internal maupun eksternal.
”Empat unsur yang saling berkaitan yaitu kekuatan , kelemahan, kesempatan dan ancaman. Kekuatan dan kelemahan datang dari dalam diri kita, sedangkan kesempatan dan ancaman datang dari luar. Bila kita punya kekuatan maka kita bisa menekan ancaman. Ketika kita emosional dihadapan publik itu artinya kita telah menampakan kelemahan,” kata Syamsul.
Ada beberapa sifat kepemimpinan yang harus kita miliki yaitu integritas, pengetahuan, keberanian, inisiatif, kemampuan memutuskan, kebijaksanaan, keadilan, dapat dipercaya, sikap, tahan menderita, kegembiraan, tidak mementingkan diri sendiri, loyalitas, kemampuan untuk mempertimbangkan dan stabilitas emosi dan kecerdasan emosional.
Untuk jadi pemimpin kita harus punya bakat /kesempatan jadi pemimpin, kemauan dan kemampuan.
Salah satu contohnya diisi dengan membaca buku untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Hal itu adalah sebuah proses belajar untuk menjadi pemimpin. Pada sebuah kepemimpinan, kita harus menyiapkan orang agar jadi pengikut, human relation dan menjadi teladan. Jika telah menjadi memimpin pada prakteknya kita harus mampu memberi perintah, menggunakan sistem komunikasi dan memberi fasilitas.
Kepemimpinan (Leadership) dan management adalah dua hal yang berbeda dan sering kali menyatu dalam organisasi perempuan Batam. Namun satu hal yang terpenting kita harus memiliki kecerdasan spiritual(SQ), kecerdasan mental(IQ), kecerdasan emosi (EQ). Dengan tiga jenis kecerdasan kita bisa memiliki kepemimpinan dan manajerial yang baik.
”Mari kita bermain dengan aturan yang jelas. Pertama-tama di rumah. Rumahpun sebenarnya membutuhkan suatu managemen. Ciptakan kondisi rumah yang rapi. Begitu juga di mobil dan di kantor. Coba kita ciptakan suasana ruang kerja kita menjadi dunia mini yang membuat kita nyaman,” ujar Samsul.
Mengutif Prof Pralahad, Jika Anda tidak belajar, Anda tidak akan berubah, Jika Anda tidak berubah, Anda Mati!. Jadi cobalah berperan aktif dalam sebuah organisasi.
”Maka saya sarankan sebaiknya ibu-ibu ikut aktif dalam organisasi. Cukup satu organisasi saja, yang kira-kira bisa menjadikan kita jadi panutan/idola sehingga jadi terkenal. Itu lebih baik dibanding mengikuti banyak organisasi namun kita tidak menonjol,” ujar Syamsul.
Pada seminar itu, Syamsul Bahrum juga menyebutkan penyebab jatuhnya seorang pemimpin. Di antaranya kesombongan, tidak mau mendengar dan tidak mau belajar, dosa seks, sinisme, keserakahan (uang), kemalasan mental dan intelektual, over sensitive (mudah tersinggung), kegersangan spiritual, mengabaikan keluarga, kecerobohan administratif, dan terlalu lama dalam jabatan/posisi.
Tambah Wawasan
Apa yang dibicarakan dalam seminar ‘Leadership dan management’ adalah suatu hal positif. Karena semua yang dibicarakan sudah banyak dialami dalam kehidupan sehari-hari.
Bagaimana sebaiknya menjalankan organisasi dan menjadi pemimpin ideal.
Makanya dengan seminar ini diharapkan bisa menambah wawasan mengenai leadership dan management. Tentunya bukan hanya bermanfaat bagi diri sendiri, namun direalisasikan untuk mendukung kesuksesan suami. Suaminya menjadi pemimpin, maka otomatis istrinya akan menjadi pemimpin organisasi wanitanya.
Sebab itu, untuk semakin meningkatkan kapasitas kepemimpinan dan managerial diadakan kegiatan positif seperti seminar Wanita dalam Kepemimpinan.
”Apa-apa yang belum pernah digelar kita adakan. Disini saya sengaja mengundang ibu-ibu lainnya supaya kita sama-sama tambah wawasan,” ujar Ketua Piswan Batam Rekaveny Soerya Respationo.
Sinta Agus Suwardi, Ketua Persikatika Candrakirana-Batam
Bersikap Bijak Hadapi Masalah Intern Organisasi
Seminar yang mengupas Leadership dan Management ini sangat bagus. Karena secara pribadi posisi saya sebagai seorang istri pimpinan di Kodim di Batam mau tidak mau harus mengimplementasikannya untuk menjalankan Persikatika Candrakirana.
Dalam hal ini banyak yang harus dipelajari.
Bukan masalah yang besar saja yang dihadapi dalam organisasi perempuan, tapi hal yang mungkin terlihat sepele juga harus tahu bagaimana menyikapinya. Contohnya keaktifan para anggotanya. Kita harus menyikapinya secara bijak kalau ada anggota yang jarang hadir dalam pertemuan.
Jangan langsung memvonis dan mencuekkan. Kita harus tahu kenapa dia sering tidak hadir dalam pertemuan. Bisa jadi tidak hadir karena mungkin anaknya sakit-sakitan, rasa minder atau faktor lainnya.
Jadi Pembelajaran Kepemimpinan
Belum lama menjabat jadi Ketua Adiyaksa Darmakarini Batam, Wirnawati Suharto Rasidin menilai seminar Leadership dan Management jadi sebuah pembelajaran kepeminpinan.
”Insyaallah akan saya realisasikan ke anggota saya,” ujarnya.
Ternyata leadership dan managemen begitu erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana kita menerapkan managemen yang baik di rumah, di mobil bahkan di kantor sekalipun. Istri yang punya suami pemimpin, juga harus bisa mengimbangi kepemimpinan suami.
Secara otomotis bila suaminya menjadi pemimpin maka istrinya juga harus siap menjadi pemimpin organisasi wanitanya. Disinilah pentingnya mempelajari leadership dan managemen. Selain itu kita juga mesti punya kecerdasan spiritual(SQ), kecerdasan mental(IQ) dan kecerdasan emosional (EQ).
(*)
Postingan ini pertama kali diunggah pada 20 Mei 2008 di blog lama saya : noesaja.wordpress.com