Bila Pasangan Selingkuh

RUSI (bukan nama sebenarnya, pen) merasa sudah tidak ada lagi komunikasi searah hidup sebagai suami istri. Yang ada malah saling curiga dan menyalahkan. Tinggal di rumah  baginya seperti dalam neraka saja. Sejak kelahiran bayi pertama pasangan Rusi dan Ivan (bukan nama sebenarnya juga, pen), sang suami yang tadinya penuh perhatian, jadi berubah sikap. Ivan dulu mesra. namun, tiba-tiba jadi berubah 180 derajat. Bukan hanya cuek. Tapi kadang sudah berani main kasar.

Soal sepele saja, amarah sang suami langsung meledak-ledak. Tak jarang tanpa segan Ivan langsung melayangkan pukulan pada Rusi.  Awalnya, rusi menduga ivan terkena sindrom baby blues. Tapi dari buku kehamilan yang ia baca,  syndrom baby blues ternyata hanya dialami wanita saja.  Belakangan, Rusi malah  mendapati bukti kalau Ivan sudah mulai berpaling pada wanita lain.

Kenyataan yang dihadapi Rusi, berawal dari rasa penasaran yang dialaminya. Wanita 30 tahun ini pun melakukan serangkaian penyelidikan amatir. Mulai dari memeriksa ponsel sang suami, membolak-balik agenda kerja hingga membuntuti Ivan saat melakukan aktifitas di luar kerja.

Hasilnya sungguh mencengangkan dan membuat hati Rusi  teriris. Ia mendapati kumpulan sms bernada mesra di ponsel suaminya. Nomornya sama tapi hanya diberi nama “S” oleh ivan. Suatu ketika, ia juga memergoki suaminya sedang jalan bareng dengan seorang wanita di sebuah mall.

Padahal, lima menit sebelumnya melalui kontak ponsel, Ivan mengaku sedang kongkow bareng teman-teman kerja di sebuah pujasera di Batam. Masih tidak percaya, Rusi langsung melabrak. Tapi justru kenyataan pahit yang harus diterima.

Ivan dengan jujur mengaku bahwa wanita di sampingnya adalah teman dekatnya.

Usai peristiwa itu, hubungan keduanya semakin renggang saja. Buah hati mereka yang baru berusia 8 bulan, tidak dapat membuat hati keduanya menjadi rekat. Keputusan pisah malah sudah diambil Ivan. Ia merasa rumah tangganya selama ini sudah tidak bisa dipertahankan lagi.

Tapi mengapa ini bisa terjadi. Usut punya usut, kebuntuan rumah tangga Ivan dan Rusi diawali karena sempitnya waktu untuk bersama.  Keduanya sama-sama sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Awal-awalnya, Rusi sama sekali tidak menyangka bahwa minimnya komunikasi dan waktu bersama bisa menjadi pemicu kebuntuan yang terjadi saat ini.

Ia menganggap kesibukan keduanya bisa dimengerti kedua belah pihak. Yang penting, rasa cinta dan kepercayaan tetap ditanamkan. Tapi, anggapan itu ternyata salah. Ivan merasa ada yang hilang dibanding saat-saat masa pacaran dulu. Imbasnya, pria itu mencari pelampiasan di luar. Selingkuh. ”Sepertinya saya jatuh cinta lagi,” tutur Ivan yang mulai tertarik dengan yang lain.

Tips

– Cobalah evaluasi diri, si Dia seperti apa, saya seperti apa
– Jangan terlalu banyak menuntut tapi terima apa adanya
– Masing-masing punya kekurangan, jadi jangan dipikir terus menerus kekurangannya
-Bila makin dipikir kekurangannya maka siap-siap saja makin tambah banyak masalah
-Jangan terlalu dipikir kekurangannya, apalagi sampai dibandingkan dengan yang lain. Makin tampak besar kekurangan pasangan.  Ini berbahaya kalau dibiarkan
-Ingat-ingat kelebihan dan kebaikan pasangan
-Jaga terus komunikasi
-Saling terbuka, termasuk soal keinginan-keinginan pasangan ideal
-Cobalah punya waktu berdua untuk menghilangkan kejenuhan dari rutinitas
-Ingat. Cobaan dalam rumah tangga akan selalu ada
– Bila permasalahan dalam rumah tangga sudah tidak bisa dikomunikasikan lagi libatkan pihak ketiga sebagai penengah

Evalusi Diri dan Pikir Pakai Kepala Dingin

Banyak pasangan yang mendapati pasangannya berselingkuh di Batam ini. Tapi ada juga pasangan yang hidup langgeng bersama pasangannya masing-masing. Seperti Retno, guru SMK Kartini. Sudah lebih dari 20 tahun membina rumah tangga. Langgeng bukan berarti tanpa persoalan. Berikut ini kiat-kiat langgengnya.”Kuncinya sebetulnya harus evalusi diri,” kata Retno.

Evaluasi diri sangat penting bila terjadi kesalahpahaman antara suami istri. Jika tidak segera mengevaluasi diri baik suami atau istri sudah pasti kesalahpahaman tersebut akan berbuntut percekcokan. Ujung percekcokan  bisa saja terjadi perceraian.

Kata Retno, dengan evaluasi diri, baik itu dipihak istri ataupun suami maka kedua belah pihak senantiasa belajar memahami masing-masing. Memang sudah hal biasa sebagai manusia selalu banyak keinginan. Tertarik dengan yang lain. Tapi itu saja tak cukup. Apalagi bila sudah memiliki anak.

Rasa egoisme tinggi masing-masing harus direndahkan. Coba berpikir dengan kepala dingin dan lebih mengutamakan  keberadaan anak. Sebab di dunia ini tak ada istilah mantan ibu atau ayah. Siapapun anaknya tak ingin orang tuanya bercerai.

Perkawinannya yang langgeng dialami Retno juga disebabkan karena ia selalu menjaga komunikasi dengan suaminya. Pasangan suami istri ini terus bersikap saling terbuka. Sebaliknya, kata Retno  jika tidak ada keterbukaan suami istri. Bisa jadi justru malah berbicara pada orang lain. Disitulah titik lemah hubungan suami istri dan menjadi peluang hadirnya pihak ketiga.

Memang pelik jika ternyata wanita selingkuhan tetap saja mau berhubungan dengan pria yang sudah punya istri. Susah memang ada wanita yang mau berselingkuh dengan pria yang punya istri dan anak. Dalam benaknya tak pernah terpikir jika Dia diposisi sebagai seorang istri yang punya suami yang berselingkuh.

Kendati demikian, yang terpenting adalah keterbukaan. Sehingga apa yang diingankan kedua belah pihak bisa saling terpenuhi. Tidak terpenuhi dari pihak ketiga. (ann)

Desminar, Ibu Rumah Tangga

Komunikasi

Suami berselingkuh? ”Nggak mungkin,” demikian dituturkan oleh Desminar, ibu rumah tangga. Selama membina hubungan rumah tangga bagi Desminar,  tak ada yang lebih penting selain mengurusi suami dan anaknya.

Sudah sembilan tahun berumah tangga, tak ada persoalan yang runyam. Semuanya berjalan sesuai keinginannya. Hidup tentram bersama suami dan anaknya. ”Memberi pelayanan terbaik pada suami,” kata Desminar mengutarakan kiatnya hidup harmonis bersama suaminya.

Faktor lain yang juga penting untuk tetap harmonis adalah komunikasi dengan suami tetap dijaga. Dengan komunikasi, hubungan suami istri akan langgeng. Lewat komunikasi, Dia bisa berdiskusi dengan suami dan menemukan solusinya. Apapun  masalahnya.

(*)

Postingan ini pertama kali diunggah pada 2 Juni 2008 di blog lama saya : noesaja.wordpress.com
andri susi

About Author /

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Start typing and press Enter to search