Jangan Takut Terbang

TERBANG itu sebenarnya sesuatu yang asyik. Pun dalam kondisi yang tidak wajar. Yang penting kita mau belajar menikmatinya. Soal keamanan? Data dari International Civil Aviation Organization atau ICAO, sepanjang tahun 2008, baru ada satu kecelakaan fatal dari 2 juta penerbangan yang dilakukan di seluruh dunia.

Soal trauma takut terbang, diam-diam memang banyak juga orang yang mengalami. Penyebabnya bisa macam-macam. Menurut catatan di Amerika, satu dari delapan orang memilih bepergian menggunakan sarana angkutan darat dan menghindari bepergian dengan angkutan udara. Untuk beberapa alasan, ternyata di antara penyebab dasarnya adalah takut naik pesawat atau menderita trauma terbang aviophobia.

Apa penyebab rasa takut? Ini erat kaitannya dengan faktor emosi. Kita takut terhadap sesuatu yang berpotensi membahayakan diri kita. Ancaman bahaya itu bisa berupa rasa sakit, terhina dan terluka, atau bahkan kematian. Kita takut naik pesawat terbang, karena berpikir pesawat terbang tidak aman. Kita takut dalam gelap, karena dalam kegelapan banyak bahaya yang tidak bisa kita antisipasi. Kita takut pada seseorang karena bisa menyakiti kita. Kita takut untuk membaca sebuah buku kontroversial karena khawatir itu akan menggoyahkan kepercayaan lama kita. Pendek kata, segala sesuatu yang kita anggap berbahaya bisa menimbulkan rasa takut.

Takut juga bisa ditimbulkan karena kita berada dalam situasi yang tidak biasa atau membuat tidak nyaman. Bayangkan tiba-tiba Anda berada di tengah hutan rimba tanpa seorangpun di dekat Anda. Jika Anda belum pernah memasuki hutan, maka mungkin Anda akan takut. Begitupun saat Anda masuk ke sebuah daerah yang belum Anda kenal, maka bisa jadi Anda merasa takut. Singkatnya, merasa terasing bisa menimbulkan rasa takut.

Ancaman kehilangan dukungan juga bisa menimbulkan rasa takut. Bayangkan jika Anda mencuri uang orangtua Anda. Anda mungkin merasa takut ketahuan. Sebab, jika ketahuan maka Anda akan kehilangan dukungan dari mereka. Anda akan dikecam seluruh anggota keluarga. Begitu juga Anda takut menolak ajakan teman-teman Anda untuk naik gunung karena Anda khawatir akan kehilangan teman-teman Anda. Seorang istri takut melawan kekerasan suaminya karena was-was akan diceraikan.

Kembali ke soal ketakutan untuk terbang, ketika dibandingkan dengan semua jenis transportasi dan jumlah korban per kilometer, maka transportasi udara sebenarnya jadi yang teraman. Bahkan tingkat kecelakaan yang diakibatkan menyeberang jalan sekalipun, sesuatu yang kita lakukan hampir setiap hari dan berkali-kali, jauh lebih tinggi dibandingkan kecelakaan penerbangan.

Walaupun begitu, seseorang yang punya ketakutan i-rasional tentang terbang, mungkin masih harus diyakinkan untuk mau terbang. Faktanya, memang banyak orang merasa takut untuk tebang. Ada beberapa alasan seperti takut/phobia ketinggian, phobia berada dalam ruang tertutup, takut karena tidak memiliki kendali atas pesawat dan lain-lain. Tapi yang menarik dari hasil sebuah penelitian, ternyata akar masalahnya bukanlah takut pesawatnya jatuh. Melainkan rasa takut kehilangan kendali ketika meninggalkan tanah.

Beberapa tahun belakangan, saya juga punya phobia ketakutan baru. Saya takut jadi penumpang kendaraan, baik itu mobil atau motor. Awalnya saya bingung. Ini kenapa, kok tiba-tiba saja munculnya? Ambil contoh saat saya duduk di sebelah teman yang sedang mengemudikan mobil. Tanpa disadari, saya sering menginjak-injak lantai kendaraan saat mobil melaju kencang, Seperti sedang menginjak pedal rem. Sesekali saya juga sibuk memberikan aba-aba bila ada sesuatu atau seseorang yang saya anggap rawan tertabrak kendaraan kami. Mata saya juga selalu awas memandang ke depan. Kenapa bisa begitu? Setelah dipikir-pikir, saya jadi tahu jawabannya. Saya takut terjadi sesuatu karena kendali kendaraan tidak berada pada saya! Ada perasaan tidak yakin bila orang lain yang memegang kendali atas keselamatan kita. Masalahnya, saya sebenarnya bisa mengendalikan kedua jenis kendaraan itu..

Cara mengatasinya menurut saya, ya dilawan. Ketakutan adalah sesuatu yang sangat individual. Cara paling ampuh untuk mengatasinya adalah dengan melawan rasa ketakutan itu. Dengan mengetahui kenyataan ini, mungkin anda dapat sedikit mengurangi ketakutan tersebut. Memang tidak bisa serta merta dan langsung. Perlahan-lahan dan yang penting ada kemauan.

Selamat terbang.

(*)

Postingan ini pertama kali diunggah pada 23 Desember 2008 di blog lama saya : noesaja.wordpress.com
Bintoro Suryo

About Author /

Admin

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Start typing and press Enter to search