Batara Kala Yang Murka?

#Tentang Gerhana Matahari Total Itu

UMUR saya masih 6 tahun saat gerhana matahari total untuk pertama kalinya saya ketahui. Saat itu tahun 1983. Saya ada bersama belasan atau mungkin puluhan orang di ruang tengah keluarga kami. Bersama-sama kami pelototi sebuah kotak kecil ukuran 14 inch merk Hitachi.

Selain kami sekeluarga, ruang tengah kami sesak oleh para kru penerbang termasuk pilot, pegawai bandara, para tetangga, porter hingga supir taksi. Kami semua takjub oleh pergerakan matahari yang perlahan tertutup dan berubah jadi hitam gelap.

Saat itu untuk pertama kalinya, kami menyaksikan siaran TVRI di pagi hari. Tapi khusus hari itu saja. Tahun segitu, TVRI biasanya baru mulai mengudara di sore hari. Kecuali di hari minggu.

Orang zaman sekarang menyebut apa yang kami lakukan bersama itu sebagai Nonton Bareng. Serunya mungkin seperti menonton tayangan langsung sepakbola La Liga, hehe.

Tapi yang kami tonton sebenarnya cuma pergerakan matahari yang tertutup menjadi hitam gelap. Sangat perlahan. Jika itu terjadi saat ini, mungkin jadi hal yang sangat menjemukan.

Tapi, itulah dulu. Hal-hal yang dianggap biasa atau bahkan norak saat ini, bisa jadi merupakan hal yang luar biasa di zamannya. Ada yang salah? Tidak.

——————
TIDAK ada yang menakutkan kok dari fenomena gerhana matahari total saat itu. Saya bersama abang dan adik juga tidak perlu harus bersembunyi di bawah kolong tempat tidur. Kami ikut menonton televisi bersama yang lain. Kadang sesekali bertanya tentang apa itu gerhana matahari total dari beberapa orang yang datang ke rumah kami.

Beberapa orang dewasa yang penasaran dengan tayangan di televisi, justru beranjak keluar. Ada yang memakai kacamata hitam khusus yang sudah disiapkan sebelumnya. Yang lain menggunakan kacamata hitam biasa model ray-ban yang lagi tren saat itu. Mereka penasaran ingin melihat langsung fenomena yang jarang terjadi tersebut.

Penjelasan pemerintah saat itu tentang gerhana matahari yang diteruskan oleh orang tua kepada kami,  cukup dapat dimengerti oleh orang seusia kami yang masih kecil.

Apalagi saat siaran langsung ditayangkan TVRI. Ada dialog langsung antara presenter dan seseorang yang sepertinya fasih menjelaskan fenomena gerhana matahari secara ilmiah. Kemudian ada laporan langsung juga dari lokasi di Indonesia tentang situasi terkini saat gerhana matahari total berlangsung.

Belakangan, saat saya bekerja di stasiun televisi, saya baru tahu betapa rumit dan repotnya memproduksi tayangan langsung seperti itu. Apalagi dilakukan di tahun 1983!

Saat itu, teknologi penyiaran belum semoderen dan seinstan sekarang, kan?  Upaya pemerintah saat itu untuk memberi pemahaman tentang fenomena gerhana matahari total kepada masyarakat patut diacungi jempol.

Jika ada yang bilang pemerintah saat itu cenderung menutup-nutupi fenomena gerhana matahari total dengan cerita-cerita di luar penjelasan ilmiah, itu ngga benar.

Kondisi masyarakat kita saat itu dan penyebaran informasi yang tidak secepat sekarang, lebih jadi faktor yang menjelaskan, mengapa masih ada masyarakat kita saat itu yang mengaitkan fenomena gerhana matahari dengan cerita-cerita yang memang sudah berkembang di masyarakat sejak ratusan atau bahkan ribuan tahun lalu.

Seperti misalnya, ada yang menyebut pemerintah rezim dulu menyamarkan peristiwa gerhana matahari total yang terjadi sebagai fenomena Batara Kala yang murka. Padahal setahu saya, cerita Batara Kala dalam konteks gerhana, justru berhubungan dengan gerhana bulan, hehehe (koreksi saya jika salah, pen).

Pemerintah saat itu justru mengambil peran dengan melakukan sesuatu yang tak lazim agar masyarakat mendapat penjelasan yang lebih ilmiah secara ilmu pengetahuan. Produksi siaran langsung yang dilakukan TVRI bahkan hingga menggandeng stasiun televisi NHK Jepang yang memang memiliki teknologi penyiaran yang lebih maju saat itu.

Ngga percaya? Mau bukti? Ini ada link video dokumentasi TVRI saat siaran langsung tahun 1983 itu . (*)

 Catatan :
– Karena termakan usia, dokumen videonya tidak sejernih tayangan berkualitas HD saat ini. Tapi, masih layak tonton dan bisa menjelaskan apa yang terjadi saat itu. 
– Indonesia diprediksi akan kembali mengalami gerhana matahari total pada 9 Maret 2016 mendatang.
– Foto : 2 anak saya lagi kemping. Tidak berhubungan dengan tulisan
Postingan ini pertama kali diunggah pada 18 Januari 2016 di blog lama saya : noesaja.wordpress.com
Bintoro Suryo

About Author /

Admin

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Start typing and press Enter to search