Nuansa Yang Mengganggu
INI lagu evergreen yang ngga mbosenin. Dari zaman saya masih kecil, kuliah sampai sekarang sudah jadi orang tua tetap saja suka.
Tahun 2009, majalah Rolling Stone Indonesia juga memasukkan lagu ini di daftar lagu terbaik Indonesia sepanjang masa. Lagu Nuansa Bening yang rilis pertama kali tahun 1978 itu, ditempatkan di urutan ke-27 dari 150 lagu hits terbaik Indonesia.
Oh ya. Ngobrol-ngobrol, saya pernah kenal seseorang yang begitu fasih memetik gitar untuk lagu ini saat kecil dulu. Petikannya seperti Piyu yang ada di klip versi barunya ini. Orangnya berbadan besar. Untuk ukuran saya yang masih anak-anak saat itu, rasanya dia terlihat seperti raksasa.
Entah bagaimana ceritanya, orang ini bisa berada di komplek perumahan kami dan memilih tinggal di masjid. Tapi cuma beberapa bulan, kemudian menghilang.
Sejak awal datang kemudian tinggal di masjid, perilakunya baik, sopan dan suka membantu. Ia diterima begitu saja di lingkungan kami. Orang tua saya dan juga tetangga lain sering memberinya makanan. Sebagai gantinya, ia mau melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti membersihkan halaman rumah, memotong rumput atau membantu merenovasi rumah tetangga yang sedang melakukan proses perbaikan.
Saya tidak tahu nama aslinya. Tapi sering dipanggil sebagai Giant karena posturnya itu. Saya memanggilnya om Giant dan dia senang dengan panggilan itu. Cara bicaranya berlogat sunda. Ia mengaku berasal dari Bandung.
Saat senggang setelah membersihkan masjid tempat ia menumpang tinggal, ia suka bersenandung sambil memetik gitar. Lagu Nuansa Bening ini adalah yang sering dinyanyikan. Katanya, dia punya memori yang dalam tentang lagu itu.
Petikan gitarnya saat mengiringinya bernyanyi maut. Bukan hanya saya. Banyak tetangga yang terhibur dengan caranya memainkan gitar dan bernyanyi.
Beberapa bulan setelah membaur di lingkungan tempat tinggal kami, tiba-tiba om Giant menghilang. Ia tidak terlihat lagi ada di masjid perumahan kami. Tidak juga ada di rumah-rumah tetangga seperti kebiasaannya membantu kami selama ini. Saya kehilangan dia, tapi kemudian melupakannya.
Sampai bertahun-tahun kemudian ada yang mengganggu memori saya. Seseorang mirip om Giant hilir mudik tampil di TVRI. Muncul di videoklip grup musik Adegan bersama penyanyi Hari Mukti, Indra Lesmana, Gilang Ramadhan dan Mates.
Om Giant yang sempat saya kenal itu, rasanya kok sangat mirip Donny Suhendra. Gitaris grup musik itu. termasuk gayanya yang kalem saat memetik gitar.
Tapi, sampai sekarang saya ngga pernah tahu apakah om Giant dan Donny Suhendra adalah orang yang sama atau berbeda?
Om Giant dan Donny Suhendra cuma sekelebat memori yang tiba-tiba muncul di kepala saat mendengar lagu di klip ini.
————
KLIP dan aransemen lagu ini dibuat ulang beberapa tahun lalu. Penyanyinya masih sama, Keenan Nasution. Gitarnya dipetik secara akustik oleh Piyu. Gitaris band Padi yang asal Surabaya itu (tolong koreksi jika penglihatan saya salah )
Aransemen lagu versi ulangnya ini bagus. Lebih empuk didengar. Videoklipnya juga menarik. Diproduksi dengan gaya retro tahun 70-an. Videonya dibuat bergaya vintage agar nuansa zaman dulunya lebih terasa.
Apalagi, setting produksinya juga menggunakan rumah model kuno yang sempat tren dibangun orang zaman dulu. Bintang klipnya, Garry Iskak, juga didandani seperti anak muda era 70-an. Garry muncul dengan motor CB yang memang terkenal di era 70-an.
Tapi ada yang mengganggu. Di klip ini, Sutradaranya kok memilih untuk menempatkan mobil Jeep Wrangler Rubicon produksi zaman sekarang di depan rumah kuno yang dijadikan setting lokasi produksi?
Kenapa tidak jenis Toyota Hartop yang memang sedang tren digunakan sesuai zaman saat setting klip ini dibuat?
(*)
Foto : Rumah tinggal masa kecil saya, dulu. Foto diambil dari atas menara pengatur lalulintas udara era 70-an silam. Jadi, bukan menggunakan drone
Postingan ini pertama kali diunggah pada 14 April 2016 di blog lama saya : noesaja.wordpress.com