HAMBurger?
KAGET juga lihat fans page baru yang satu ini. DukungTNIBerantasBEGAL! Fans Page ini mulai ramai dan jadi viral belakangan.
Kalau ini terealisasi, apa bakal mirip dengan operasi Keamanan Ketertiban (Kamtib) zaman pak Domo (Pangkopkamtib, Soedomo, pen) dulu? Apa bakal terulang lagi operasi Petrus (Penembakan Misterius, pen) seperti zaman itu?
Kira-kira seperti apa jika jadi direalisasikan? Katanya, TNI tidak pakai KUHP dan kenal HAM seperti didengungkan orang saat menghujat operasi pembersihan preman zaman pak Harto itu? TNI itu jelas bukan polisi, ya?
TNI bergerak dengan jiwa korsa, sapta marga dan perintah atasan, kan? TNI hanya bertindak atas dasar kepentingan rakyat dan keutuhan bangsa dan negara, kan?
Apa ini tidak menyalahi amanat reformasi 98 saat meminta TNI (ABRI saat itu, pen) kembali ke barak saja? Untuk menjalani fungsi pengamanan negara, bukan keamanan? Tidak lagi Dwi Fungsi? Apalagi terlibat dalam politik?
Bagaimana reaksi para ‘pendekar‘ reformasi yang melihat TNI cuma jadi alat kekuasaan pak Harto untuk melangggengkan kekuasaannya, dulu? Yang bisa juga digunakan pemimpin lain untuk hal serupa?
Bukankah dengan melibatkan kembali TNI ke hal-hal seperti ini bakal menggiring kita kembali seperti zaman orde baru? Zaman yang katanya era kegelapan itu?
Oh, ya. Sejujurnya saya sendiri bingung dengan definisi gelap terang versi mereka.
————
RASANYA ini bukan gerakan resmi pemerintah. Apalagi kampanye institusi TNI sendiri untuk ikut terjun memberantas para begal.
Ini gerakan sosial yang mengalir di lini massa pada zaman modern yang serba digital seperti sekarang. Pada era yang katanya sudah bebas. Bukan terkooptasi atau didominasi oleh kekuasaan tertentu.
Gerakan ini viral dan menyebar cepat. Sampai saya menulis ini, jumlah pendukungnya sudah mencapai 24.316 netizen di jejaring sosial facebook. Jumlahnya sangat mungkin terus bertambah. Seperti bola salju yang menggelinding makin besar.
Jumlah pendukungnya bergerak cepat sejak kerusuhan pendukung Persija baru-baru ini. Dari beragam komentar netizen yang ada di halaman itu, hampir semuanya tidak setuju dengan cara-cara anarkis yang dilakukan salah satu pendukung klub sepakbola nasional itu. Mereka mulai menyamakannya seperti para begal jalanan. Para penjahat jalanan yang aksinya sudah makin memuakkan, liar dan menakutkan.
Ya, masyarakat mulai takut. Mereka sudah resah. Jangan-jangan jadi korban berikutnya dari penjahat jalanan tersebut. Sementara polisi yang diharapkan jadi tumpuan utama menekan kejahatan ini, masih perlu kerja keras. Korp baju coklat itu terikat aturan dan prosedur penanganan hukum yang legal. Tidak boleh sembarangan jika tidak mau berurusan dengan Hak Asasi Manusia (HAM). Belum lagi keterbatasan jumlah personil mereka.
Salah dalam penanganan, bisa membuat aparat kepolisian kita masuk dalam wajan penggorengan sebagai pelaku pelanggar HAM.
HAM rasanya jadi kata yang sakral di tahun-tahun setelah reformasi ini, ya? Saking sakralnya, kadang kita dipaksa menolerir aksi pelaku kejahatan yang sebenarnya melakukan aksi mereka dengan cara-cara yang tidak berperikemanusiaan. Yang membuat kita merasa takut.
Bukankah untuk menangani mereka, kita perlu melakukan prosedur dan langkah yang berperikemanusiaan?
Para netizen itu, notabene masyarakat juga dalam kehidupan sehari-hari. Mereka manusia juga yang butuh rasa aman. Mereka butuh kondisi tertib di lingkungan sosial sehari-hari. Mereka butuh jaminan stabilitas keamanan untuk bisa hidup sebagai manusia yang juga dihormati hak-hak kemanusiaannya.
Simak saja komentar-komentar mereka di sana. Mereka masyarakat yang mulai tidak peduli dengan HAM jika pada kenyataannya hanya membuat ketakutan dalam hidup. Ada juga yang masih peduli HAM. Tapi dengan pengecualian. Tidak membabi-buta.
Mereka ini yang meminta perlindungan ke TNI dalam gerakan : DukungTNIBerantasBEGAL!
————-
PASTI pernah dengar HAMburger, kan? Atau bahkan merupakan penggemar beratnya?
HAMburger itu jenis makanan praktis yang gampang dibuat dan laris. Di banyak media sering dipromosikan dan dipoles dalam iklan sebagai makanan rakyat modern yang bersahabat. Praktis disantap kapan saja. Tapi tahu juga, kan? Ahli kesehatan menggolongkannya sebagai junk food (makanan sampah, pen)?
Penelitian medis menyebut Junk Food itu jahat untuk kesehatan, lho! (*)
Postingan ini pertama kali diunggah pada 27 Juni 2016 di blog lama saya : noesaja.wordpress.com