GAGAL (PAHAM) DEMOKRASI

AYA pasif dan pilih di tengah saja pada kontestansi pemilu karena posisi sebagai orang media. Saya harus objektif.

Sehingga, apa yg saya sampaikan dlm bentuk produk informasi juga bisa objektif.

Siapapun yg terpilih dlm proses yg benar dan sesuai koridor hukum, wajib dihormati.

Termasuk saat yg kalah menyampaikan keberatan mereka dlm bentuk aksi penyampaian pendapat. Itu juga perlu dihormati. Sebagai konsekuensi kita dan pendiri-pendiri bangsa memilih bentuk negara demokrasi.

Banyak video aksi massa dan penanganan oleh aparat yg berseliweran di gadget saya saat aksi terjadi di Jakarta pada 22 – 23 Mei kemarin.

Saya coba melihatnya dari dua sisi. Kacamata massa pendemo yg menganggap pemilu ini curang dan berharap datangnya keadilan serta dari kacamata aparat yg bertugas menjaga dan mengamankan jalannya aksi agar kondusif.

Banyak yg mengocok emosi. Kadang sedih, kadang marah. Kadang terharu, kadang bisa membuat saya tersenyum simpul juga.

Okay, begitulah mungkin demokrasi kita.

Tapi, saya gagal menterjemahkan satu video yg masuk ke gadget saya hari ini.

Video yg mendokumentasikan aksi pemukulan oleh serombongan orang yg berseragam aparat kepada seorang yg dikabarkan masih berusia 15 tahun. sepertinya, video itu sedang viral sekarang.

Katanya, itu terjadi di depan masjid Nurul Huda. Ada juga yg bilang itu masjid Al Huda. Lokasinya di jalan kampung Bali, Kebon Sirih, Jakarta. Peristiwanya terjadi kemarin.

Dan, sang korban dikabarkan meninggal dunia.

Saya enggan melampirkan videonya dlm tulisan ini. Terlalu sadis.

Rasanya, banyak juga yg sudah melihatnya, kan?

Cuma, satu penilaian saya. Itu BIADAB!

(*)

Nb : Maaf jika penilaian saya salah
Postingan ini pertama kali diunggah pada 24 Mei 2019 di blog lama saya : noesaja.wordpress.com
Bintoro Suryo

About Author /

Admin

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Start typing and press Enter to search