Bintoro SuryoBintoro SuryoBintoro Suryo
  • Catatan
    • Cerita
    • Humaniora
    • Lingkungan
    • History
  • Pandang Dengar
    • Potret
    • Inspirasi
  • Persona
    • Otak Lelaki
    • Puan
    • Keluarga
    • Kanal Teman
  • Sisi
    • Varia
    • Fiksi
    • Impresi
    • NulisRingkas
Bintoro SuryoBintoro Suryo
  • Catatan
  • Pandang Dengar
  • Persona
  • Sisi
Cari
  • Catatan
    • Cerita
    • Humaniora
    • Lingkungan
    • History
  • Pandang Dengar
    • Potret
    • Inspirasi
  • Persona
    • Otak Lelaki
    • Puan
    • Keluarga
    • Kanal Teman
  • Sisi
    • Varia
    • Fiksi
    • Impresi
    • NulisRingkas
Ikuti Kami
Copyright 2004 - 2025, bintorosuryo.com. Desain oleh Beplus Indonesia
Impresi

Gereja Ayam & Silaturahmi Kami

Oleh Bintoro Suryo
Diterbitkan pada: 25 Desember 2019
561 x dilihat
Sebarkan

TIAP melintas di ruas jalan ini dulu, saya selalu suka memperhatikan logo ayamnya yang bisa bergerak-gerak mengikuti angin. Rasanya, itu menarik bagi anak kecil seperti saya.

Bentuk bangunannya juga menarik. Khas zaman Belanda dengan bentuk atap yang tinggi. Ada lonceng yang sesekali juga terdengar berbunyi.

Bapak saya bilang, gedung itu namanya gereja Ayam. Gereja peninggalan zaman Belanda. Beberapa teman dan kerabat Bapak kerap beribadat di sana, dulu. Terutama pada hari Minggu.

Sementara kami, beribadahnya di Masjid dekat rumah di komplek perumahan bandara Kijang (sekarang bandara RHF, pen). Bukan cuma saat Jumat saja.

Tapi, hampir setiap hari karena saya juga harus belajar mengaji juga di sana.

Saat Natal seperti sekarang, biasanya kami juga berkunjung ke rumah mereka. Usai mereka pulang dari gereja Ayam. Sama seperti saat kami merayakan lebaran. Mereka berkunjung untuk bersilaturahmi ke rumah kami.

Gak terasa sudah puluhan tahun, rupanya …

Oh ya, selamat merayakan Natal untuk teman-teman dan kerabat yang sekarang merayakannya.

(*)

Postingan ini pertama kali diunggah pada 25 Desember 2019 di blog lama saya : noesaja.wordpress.com
KAITAN:bethelgereja ayamhumaniorasejarahtanjungpinang
Sebarkan Artikel Ini
Facebook Whatsapp Whatsapp Email Copy Link
Artikel Sebelumnya Para Penghuni Penambi (Bagian 1)
Artikel Selanjutnya Para Penghuni Penambi (Bagian 2)
Tidak ada komentar Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ikut Berkontribusi sebagai Volunteer

Kami adalah bagian dari komunitas yang mengembangkan literasi digital, media monitoring dan penyelamatan lingkungan hidup.
Ikut Bergabung

UPDATE

“Tanpa Jalan Setapak di Poelau Laoet dan Kampoeng Midai”
History
8 November 2025
74 x dilihat
Metamorfosa Lingua Franca; Indonesia
Impresi
29 Oktober 2025
191 x dilihat
“Gunung Ranai yang Menjulang, Kekah yang Malang”
History
16 Oktober 2025
118 x dilihat
“Menyusur Kampung-kampung di Boengoeran”
History
9 Oktober 2025
111 x dilihat
Boengoeran, Belle Isle di Kepulauan Tujuh
History
26 September 2025
156 x dilihat

POPULER

Humaniora

Selat Panjang ; “Tanah Jantan”

Oleh Bintoro Suryo
2.4k x dilihat

Kapan Pemerintahan Kota Batam Berdiri?

Oleh Bintoro Suryo
2k x dilihat

Menelusur Nongsa Masa Lalu

Oleh Bintoro Suryo
2k x dilihat

Apa Yang Bisa Kita Pelajari Dari Pohon?

Oleh Andri Susi
1.9k x dilihat

Ikuti Kami:

Akses Cepat

  • YLGI
  • GoWest.ID
  • Sultan Yohana
  • Beplus Indonesia

Fitur

  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Kebijakan Privasi

Catatan Kuki

Situs kami menggunakan third parties cookies untuk meningkatkan performa konten dan artikel yang diterbitkan

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?