Perkiraan Evolusi di Masa Depan Dari Kacamata Sains

SAINS mengajarkan kita tentang konsep perubahan secara mikro dan makro yang terjadi dalam rentang waktu tertentu. Ilmu pengetahuan menyebutnya evolusi. Sebuah gagasan fenomenal yang bahkan sudah diutarakan sejak ribuan tahun lalu oleh para ilmuwan Yunani Kuno.

Dalam biologi dan biomolekuler, sudah terdapat banyak bukti tak terbantahkan mengenai jejak-jejak evolusi organisme di Bumi sejak miliaran tahun lalu.

Alih-alih melihat ke masa lalu, bagaimana jika kita sedikit menyelidiki tentang evolusi di masa depan? Sains memiliki beberapa prediksi atau perkiraan akan hal tersebut.

Hewan mamalia besar akan memiliki kantong untuk menangkap uap air

TIDAK ada yang aneh dengan kantong kanguru yang hadir sebagai bagian evolusi biologis. Mereka memilikinya untuk tujuan merawat serta menyusui anak-anaknya secara aman. Itu sebabnya kanguru termasuk hewan marsupialia kompleks, yakni mamalia yang memiliki kantong khusus dan tiga organ vagina serta dua rahim untuk bereproduksi.

Namun, bagaimana jika hampir semua hewan mamalia besar memiliki kantong?

Tak bisa dibayangkan jika sapi, kambing, anjing, kucing, harimau, serigala, dan beruang memiliki kantong layaknya kanguru. Menurut Patricia Brennan, ahli biologi dari Mount Holyoke College, beberapa jenis mamalia besar bisa berevolusi mengembangkan kantong di masa depan untuk menangkap air di udara.

Laman BBC Future mencatat bahwa hal ini memang sangat dimungkinkan jika di masa depan kondisi Bumi makin kering dan hangat. Mamalia besar mungkin akan kehilangan bulu dan bisa membentuk kantong khusus dari lipatan kulit mereka. Bagi ilmuwan, apa pun bisa terjadi dan jika organisme mengalami tekanan, mereka akan berevolusi agar tidak punah akibat seleksi alam.

Ada banyak jenis ikan yang dapat hidup di darat

DILANSIR UNSW Sidney, ada banyak spesies ikan yang akan berusaha untuk melakukan adaptasi ketat di masa yang akan datang. Hal yang sama pernah terjadi di era purba, di mana mereka perlahan-lahan menjadi organisme yang dapat hidup di dua alam, yakni air dan darat. Evolusi yang terjadi di masa depan akan mengubah morfologi beberapa ikan konvensional menjadi spesies yang lebih fleksibel.

Menurut Profesor Terry Ord, seorang ahli evolusi biomolekuler, perubahan morfologis yang terjadi pada beberapa spesies ikan terjadi akibat pola makan yang fleksibel.

Sebagian jenis ikan memang diketahui mampu melompat ke darat untuk mendapatkan makanan yang lebih beragam. Namun, mekanisme seperti ini memang membutuhkan waktu yang sangat lama.

Reptil besar sudah berada pada jalur evolusioner yang cepat

LAMAN Smithsonian Magazine melansir kabar bahwa ahli paleontologi dari Universitas Harvard telah melakukan riset dan penelitian mendalam mengenai perubahan evolusioner pada buaya.

Ya, hewan purba ini adalah salah satu reptil yang selamat dari kepunahan dinosaurus pada puluhan juta tahun lalu. Nah, bagaimana hasil studi yang dilakukan oleh tim ilmuwan tersebut?

Hasilnya cukup mengejutkan.

Pasalnya, buaya modern sedang mengembangkan proses evolusi atau perubahan frekuensi alel secara cepat dan konsisten. Salah satu spesies yang mengalami hal ini secara masif adalah buaya air asin di wilayah daratan pasifik bagian selatan. Faktor yang bisa mengubah morfologi buaya di masa depan adalah iklim, seperti peningkatan suhu secara global.

Mungkin spesiasi dari reptil akan bertambah dan diperkirakan muncul ledakan Zaman Reptil yang baru. Jika dugaan dan pendapat ini benar, tak menutup kemungkinan pada jutaan tahun di masa depan, reptil akan kembali menguasai Bumi.

Ada banyak jenis serangga baru di masa depan

SERANGGA adalah salah satu spesies yang sudah ada sejak ratusan juta tahun lalu. Mereka berevolusi dengan baik dan membuat populasinya cukup banyak di Bumi. Namun, dengan banyaknya keberadaan serangga di alam liar, kondisi iklim dan cuaca di masa depan mungkin akan mengubah ekosistem dan jalur evolusioner pada serangga. Hal ini diungkapkan oleh Dr. Conrad Labandeira, seorang ahli biologi asal Amerika Serikat.

Ditulis dalam laman Scientia, studi dari Dr. Conrad tersebut menyatakan bahwa di masa depan akan muncul ledakan spesiasi serangga dengan jenis yang betul-betul baru. Ia menyimpulkan hal ini berdasarkan pola yang terjadi pada serangga di masa lalu. Banyak spesies yang gagal dan punah, di sisi lain, akan muncul keturunan evolusi dari serangga yang tangguh dan lebih tahan terhadap iklim di zaman Bumi baru.

Manusia berevolusi dan membaur dengan teknologi

TEKNOLOGI sudah makin lekat dengan kehidupan manusia. Di zaman ini saja, tingkat kebergantungan kita terhadap alam digital sudah begitu tinggi. Well, di masa depan, teknologi akan bertambah dekat dengan eksistensi manusia. Namun, ia bisa saja menjadi sebuah bumerang dan penyalahgunaannya justru bisa menyebabkan kepunahan peradaban manusia.

Lalu, bagaimana tanggapan ilmuwan akan hal ini? Dilansir BBC Earth, menurut pakar bioinformatika dari Universitas Aarhus Denmark, Profesor Thomas Mailund, manusia bisa berevolusi dan mengembangkan morfologi tubuhnya menjadi lebih ringkas. Dengan tubuh yang lebih kecil, kita dapat menghemat energi dan menyerahkan banyak hal melelahkan pada teknologi yang kita ciptakan di masa depan.

Implan otak akan menjadi kewajaran dan hal itu akan membantu manusia dalam mengingat banyak program layaknya komputer atau smartphone. Sekarang, tentu cerita ini akan terdengar konyol dan berbau fiksi ilmiah. Namun, di masa yang akan datang, kombinasi unsur biologis dan teknologi sintetis sudah menjadi hal lumrah yang dijalani oleh populasi keturunan kita.

Mempelajari evolusi di masa depan ternyata cukup mengejutkan juga, ya. Meskipun masa depan tidak dapat diketahui, beberapa prediksi dari sains tersebut bisa saja menjadi kenyataan pada ratusan ribu atau jutaan tahun yang akan datang.

(*)

Sumber : BBC FUTURE | BBC EARTH | UNSW SIDNEY | SCIENTIA | SMITHSONIAN MAGAZINE | IDNTIMES 
Photo Cover : © Getty Images
Bintoro Suryo

About Author /

Admin

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Start typing and press Enter to search