Serai, Si Rumput Yang Kaya Manfaat
SEPINTAS tanaman ini seperti alang-alang atau ilalang. Sama-sama berdaun panjang, dengan ujung runcing, kesat, dan berbentuk pita. Serai, namanya.
Tepi daun kasar dan tajam serta bertulang daun sejajar. Dibanding ilalang, daun serai lebih panjang, bisa sampai 100 cm dan lebar sekitar dua cm.
Batang rumpun tanaman serai menggelembung, tempat pelepah daun berada. Sedang batang ilalang lebih tirus. Kalau diamati dari jarak dekat, akan tampak bulu-bulu halus. Di alam gunanya untuk menangkap air di udara dan mengubah jadi embun. Rimpang serai berkumpul di satu titik, berbeda dengan ilalang yang menyebar.
Serai berbau harum. Itulah sebabnya tanaman serai punya nama lain, lemon grass. Kalau daun diremas akan tercium bau segar buah-buahan.
“Disebut lemon grass karena memang baunya itu agak mirip ke lemon. Enak kayak baunya lemon. Dari jenis rumput memang, dan masih kerabat dengan ilalang. Tapi ilalang tidak punya minyak atsiri maka tidak berbau,” kata Suwijiyo Pramono, ahli obat herbal Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, baru-baru ini.
Banyak jenis
Serai (Cymbopogon) banyak jenis. Dalam sebuah jurnal menyebutkan, spesies tanaman ini ada 144 spesies. Pemanfaatan mulai dari makanan ternak, obat tradisional, pengusir serangga, campuran kosmetik, hingga bumbu masakan.
Yang umum dikenal ada dua, yaitu serai dapur (Cymbopogon citrates) dan serai wangi (Cymbopogon nardus). Serai dapur seperti yang sering dijumpai di pasar, diperjualbelikan untuk bumbu masakan dan minuman. Sedang serai wangi untuk diambil minyaknya.
Masyarakat Indonesia sudah lama menggunakan serai sebagai bumbu. Misal, serai di Sumatera untuk penyedap kuah kari roti canai. Masakan Melayu rasanya kurang lengkap kalau belum memakai daun serai.
Di Kalimantan, serai jadi bahan utama pada masakan kandas sarai, sambal khas Suku Dayak. Di Maluku dan Papua, serai ditambahkan pada kuah ikan kuning, dimakan bersama papeda. Di Jawa, serai buat masakan soto agar kuah terasa lebih segar.
Ada banyak sebutan untuk serai di Indonesia. Misal, di Aceh tanaman ini dikenal sebagai sere mongthi atau threue. Di Medan dikenal sebagai sangge-sangge. Di Jawa disebut sere dengan lafal seperti menyebut kata dele (kedelai). Di suku Bugis disebut sare.
Serai dapur di berbagai belahan dunia juga sebagai tanaman obat. Misal, untuk meringankan gangguan pencernaan, diabetes, radang, demam, hingga batuk. Ini berbeda dengan serai wangi yang lebih banyak untuk produk minyak.
Serai dapur dan serai wangi mudah dibedakan dari warna batang. Serai dapur pangkal batang menggelembung, warna putih hingga hijau. Batang serai wangi berwarna merah semburat ungu. Karena itu, kadang serai wangi juga disebut serai merah. Daun serai wangi ukuran lebih panjang dibanding serai dapur. Bau lebih kuat dibanding serai dapur.
Tanaman serai dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun tinggi. Produksi terbaik tanaman ini kalau dibudidayakan pada ketinggian 250 dpl dan tanpa naungan.
Meski begitu serai bisa tumbuh di lahan kurang subur, dan bisa dimanfaatkan sebagai tanaman konservasi penutup lahan.
Dari penelusuran data di situs Kementerian Pertanian menyebutkan, serai wangi dikembangkan di hampir seluruh provinsi di Indonesia. Saat ini, Indonesia jadi negara ketiga terbesar pengekspor minyak serai wangi setelah Tiongkok dan Vietnam. Komoditas serai wangi dari Indonesia di dunia dikenal sebagai Java Citronella Oil.
Dari buku terbitan LIPI berjudul Quo Vadis Minyak Serai Wangi, menyebutkan, produksi minyak serai wangi di Indonesia masih terkonsentrasi di Pulau Jawa yaitu di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Daerah lain yang ikut mengembangkan adalah Aceh, Riau, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan.
Selama ini, pasar internasional perlu minyak serai wangi dengan kandungan sitronelal lebih dari 35% dan total geraniol lebih dari 85%. Badan Standar Nasional mensyaratkan, titik nyala minyak serai wangi pada suhu 76 hingga 84 derajat Celsius.
Manfaat serai
Minyak serai wangi berwarna kuning terang. Umumnya minyak serai dengan cara destilasi atau penyulingan dengan uap, air, atau campuran keduanya. Caranya, masukkan daun dan batang serai wangi ke dalam tangki atau ketel.
Selanjutnya direbus dengan suhu dan tekanan tertentu. Proses itu akan menghasilkan uap yang masih bercampur antara minyak dan air. Campuran ini lalu dipisah dengan alat khusus.
Suwijiwo mengatakan, ada dua jenis minyak serai wangi yang dikenal dalam perdagangan, yaitu ceylon dan java. Jenis minyak serai wangi java lebih mahal dibanding ceylon. Keduanya dibudidayakan para petani di Indonesia. Para petani mengenal sebagai serai wangi jenis Lenabatu dan Mahapengiri.
Bahan kimia terpenting dalam minyak serai wangi yaitu persenyawaan aldehid (sitronelal) dan persenyawaan alkohol (sitronelol dan geraniol).
Ceylon dan java mempunyai karakteristik berbeda. “Jika ceylon kandungan utama geraniol, jenis java baik sitronelal, geraniol, dan sitronelol persentasenya tinggi bahkan melebihi ceylon,” kata guru besar jurusan Biologi Farmasi ini.
Secara tradisional, serai wangi untuk obat sakit gigi, batuk, maag, terkilir, penghilang rasa nyeri, penghangat tubuh, dan meningkatkan daya imun.
Selama ini, kata Suwijiyo, penelitian serai wangi banyak mengungkap potensi sebagai antimikroba. Hanya saja belum uji coba pada manusia.
“Memang baru pada bakteri, jadi belum pada manusia. Juga ada penelitian antiradang pada serai, memakai tikus percobaan, in vivo istilahnya.”
Karena aroma menyegarkan dan wangi, katanya, serai kemudian dikembangkan untuk kosmetika. Misal, campuran sabun wangi, parfum, lotion, dan shampo.
“Ada kandungan kimia yang membuat minyak serai beraroma enak sekali, namanya sitronelal yang bisa mencapai 35%%. Itu minyak atsiri atau minyak menguap. Orang biasa menyebut minyak sereh. Yang memberikan bau enak kemudian juga antimikroba itu adalah sitronelal tadi.”
Kandungan minyak serai dalam daun dan batang tanaman sering sebagai minuman penghangat badan atau ramuan pengusir masuk angin.
“Memang ini yang banyak, untuk masuk angin dan penghangat tubuh.”
Dia bilang, dari daun serai atau batang, campur jahe, cengkih, pala, kayu manis, daun jeruk purut, kemukus, ditambah gula aren, lalu rebus kemudian minum.
“Itu untuk masuk angin atau peluruh keringat istilahnya. Kalau keringat sudah keluar, biasanya demam turun.”
Karena memiliki sifat antimikroba, serai pernah untuk membersihkan candi Borobudur memakai bahan-bahan alami. Berbagai penelitian mengungkap minyak serai wangi memiliki aktivitas antijamur kuat. Bahkan, berpotensi memperbaiki resistensi akibat penggunaan antibiotik yang tidak tepat.
(*)
Sumber : Mongabay Indonesia | Kementerian Pertanian | LIPI
Photo cover : Tanaman serai, © Facebook.com