Spons, Biota Laut yang Bermanfaat bagi Manusia

Pernahkah Anda menyaksikan film animasi Spongebob Squarepants? Kalaupun tidak, tentu sudah banyak mendengar nama Spongebob, si tokoh utamanya yang berbentuk persegi, berwarna kuning dan memiliki lubang-lubang.

Spongebob terinspirasi dari spons, yaitu biota laut yang tersebar hampir di seluruh dunia. Ketika menyaksikan spons di laut, bentuknya menyerupai bunga karang, tapi sebenarnya spons adalah hewan.

Spons masuk dalam kelompok invertebrata, atau hewan tanpa tulang punggung serta memiliki banyak jenis, bentuk, ukuran, dan warna. Tidak hanya kuning, seperti dalam film Spongebob Squarepants.

Spons dikategorikan dalam filum porifera, yang berarti hewan memiliki bantalan dan berpori, serta kerap ditemukan di perairan laut dangkal, hingga kedalaman lima kilometer.

Kebanyakan spons adalah organisme kecil yang sering tidak terlihat di terumbu karang atau dasar laut, karena mereka tidak seperti hewan lain yang bergerak. Spons juga kerap hidup permanen, menempel pada benda sekitar, bahkan beberapa spesies dapat menembus permukaan keras seperti cangkang kerang.

Banyak spesies spons tumbuh tegak, seperti membentuk pohon bercabang atau tabung dan vas bunga. Namun tahukah Anda, kalau spons juga bermanfaat bagi manusia? Spons telah dikembangkan dalam bidang farmasi, yaitu sifat bioaktifnya digunakan untuk antibiotik, antivirus, antiinflamasi, antioksidan, antijamur, dan anti kanker.

Photo : © Mongabay Indonesia

Potensi spons

Ismail Marzuki, dalam bukunya berjudul “Eksplorasi Spons Indonesia: Seputar Kepulauan Spermonde [2018]” mengatakan bahwa kajian potensi spons, teridentifikasi tiga kemanfaatan. Pertama, biomassa spons potensial untuk mereduksi sifat toksik beberapa jenis hidrokarbon dan sebagai media tumbuhnya mikroorganisme tertentu yang memiliki aktifitas antibakteri.

Kedua, spons mengandung komponen metabolik primer dan sekunder yang berpotensi mengandung zat aktif komponen kimia tertentu, bermanfaat sebagai bahan baku obat dan kosmetik.

Ketiga, spons dapat bersimbiosi dengan beberap jenis mikroorganisme potensial sebagai bakteri pendegradasi zat karsinogenik dan mutagenik limbah aromatik hidrokarbon, dan sebagai bioabsorben beberapa jenis logam berat dalam limbah. Bahkan, dapat dikembangkan untuk membuat formulasi bakteri karbonoklastik-loganoklastik sebagai biomaterial dan zat aditif pada beton.

“Studi tentang spons tidak banyak diungkap oleh periset dunia, karena ketiadaan bahan spons untuk diteliti. Sementara di Indonesia, terdapat berbagai jenis spons namun, disayangkan karena eksplorasi spons baru pada tahap identifikasi dan karakterisasi untuk beberapa jenis,” tulis Marzuki dalam bukunya.

Menurut dia, hasil ekspedisi mengenai skrining spons, diketahui potensi spons di Indonesia mencapai 830 jenis, yang ditemukan di Indonesia Bagian Timur. Sebagian besar berada di  Gugusan Kepulauan Spermonde yang membentang mulai perbatasan Pare-pare Barru ke bagian utara Sulawesi Selatan hingga wilayah laut Kabupaten Selayar.

Dijelaskannya lagi, penelusuran material bioaktif dari organisme laut beberapa tahun terakhir, dilakukan sangat gencar sehingga mengalami perkembangan signifikan, baik yang di dalam maupun luar negeri.

Substansi penting dari senyawa bioaktif, terutama terdapat pada biota laut yang tidak bertulang belakang [avertebrae] seperti spons, koral, moluska dan tunicate. Biota-biota tersebut mengandung senyawa aktif yang lebih banyak dan lebih fundamental dalam aspek kesehatan.

“Diantara biota laut tak bertulang belakang tersebut, spons menduduki tempat teratas sebagai sumber substansi aktif,” katanya.

Sementara itu, dalam jurnal lain berjudul “Aktivitas Kandungan Senyawa dan Karakteristik Spons Laut Genus Petrosia” dijelaskan bahwa spons genus Petrosia memiliki banyak spesies, yaitu Petrosia ficiformisPetrosia nigricansPetrosia strongylata, dan Petrosia corticata.

Spons ini mengandung banyak senyawa yang memiliki aktivitas biologis sebagai sitotoksik terhadap sel lini kanker, antimalaria, anti-HIV, dan antibakteri. Selain mengandung banyak senyawa bermanfaat, spons ini juga memiliki karakteristik beraneka ragam, mulai bentuk, warna, dan habitat.

Selain untuk pemanfaatan kesehatan, spons juga menjadi daya tarik wisatawan. Bahkan di Gorontalo, terdapat spons jenis Petrosia lignose berukuran besar yang menjadi primadona dan daya tarik wisatawan untuk melakukan penyelaman. Spons di Gorontalo ini diberi nama Salvador Dali Sponge, karena disebut-sebut mirip ulir lukisan Salvador Dali, pelukis beraliran surealis asal Spanyol.

Ismail Marzuki, dalam bukunya mengatakan, penampakan warna, bentuk tubuh, dan pergerakan spons sangat menarik untuk diamati. Relatif serupa ketika kita melihat pergerakan ikan di aquarium. Jika area koloni spons hidup dapat dijaga dari kekeruhan, cemaran sampah khususnya benda-benda golongan plastik, maka dapat dikatakan bahwa koloni spons senantiasa memancarkan aura kebahagian dan kesenangan bagi siapa saja yang memandangnya.

“Keadaan inilah yang dimaksud spons sebagai objek wisata bawah laut dan dapat dikembangan sebagai area destinasi wisata bahari,” ujarnya.

Meski demikian bukan berarti spons tidak mendapat ancaman. Sumbernya diklasifikasikan dua kelompok, pertama, faktor dinamika alam dan kedua, aktivitas manusia.

Faktor alam misalnya letusan gunung berapi dan dinamika arus bawah laut. Fenomena ini  dapat menyebabkan tersebarnya material-material laut yang pada akhirnya mengakibatkan kekeruhan perairan. Efek keruhanya perairan menyebabkan terhalangnnya sinar matahari sampai ke dasar laut pada kedalaman tertentu, yang sangat dibutuhkan beberapa jenis biota laut termasuk spons.

Ancaman akibat aktivtas manusia berupa pencemaran seperti sampah dan penangkapan ikan menggunakan bahan peledak maupun racun.

“Ancaman lain adalah reklamasi pantai, penggunaan area pantai dan pesisir untuk permukiman dan jasa penginapan, termasuk usaha lain dengan objek utama laut dan pesisir,” tulis Marzuki.

(*)

Sumber : Mongabay Indonesia | Ismail Marzuki, buku berjudul “Eksplorasi Spons Indonesia: Seputar Kepulauan Spermonde [2018]
Photo cover : Salvador Dali Sponge, jenis spons laut yang menjadi primadona para penyelam di Perarian Laut Olele, Gorontalo. Foto: Debby Mano
Bintoro Suryo

About Author /

Admin

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Start typing and press Enter to search