Persona
Otak Lelaki
31 DES 2020
KITA memasuki tahun yang mungkin lebih sulit dari sebelumnya. Pandemi belum usai. Pertumbuhan ekonomi juga belum pulih. Tapi, asa...
Kamu Mendapat Surat (Elektronik)
CERITA saat masa-masa awal teknologi surat elektronik (e-mail) digunakan secara massal di Amerika sana. Ada romantisme, ternyata. Gak melulu...
“NIGHT In 3:56”
SAYA melewati suatu malam pada hari-hari saat kota saya didera ketakutan besar tentang sebuah pandemi. Yang membuat kegelisahan massal...
BALADA RAV4 TUA | “BENERIN 4WD & POWER STEERING”
RAV4 saya rusak. Power steering-nya mendadak bermasalah. Begitu juga dengan 4WD-nya. Postingan ini pertama kali diunggah pada 7 Januari...
Puan
Mereka Menua Secara Alami
April 10, 2022Serai, Si Rumput Yang Kaya Manfaat
Maret 28, 2022Cantik Pakai Batik
Oktober 11, 2008Refresh
Teringat Doa; Semoga Indonesia Kita baik-baik saja.
DARI dulu saya percaya; legacy seorang pemimpin negeri bukan semata infrastruktur. Tapi keteladanan etika, juga etos. Termasuk warisan sistem dan pola pikir yg bisa diteruskan
“Pak Ikhlas yang Terasing”
Cerita Subang Mas dan Pulau Tunjuk (Bagian 5 – Selesai) MENARA suar itu terlihat sangat dominan dari kejauhan. Apalagi saat rombongan kami sudah persis berada
Hutan Hujan Mukakuning; “Siput Zamrud Langka, Katak Merah Mematikan & Orang Oetan Moekakoening”
HUTAN ini punya luasan 2.065,62 Ha. Dibanding pulau Batam, yang memiliki luas wilayah 715 km2 atau setara 71.500 hektar, luasan hutan Mukakuning hanya berkisar 2.89%
Menyusur Hutan Konservasi Mukakuning Batam (Pendahuluan)
LIMA jam lebih, kami menyusuri hutan konservasi ini. Itu waktu yang lama sekali menurut anak pertama saya, Yodha. “Lama sekali Bah, jalannya aja kayak gitu”,
Konflik Lahan di Batam: “Tanah Kami, Harapan Kami”
Batam, kawasan industri bebas di Kepulauan Riau, tak luput dari konflik tanah yang berkepanjangan. Sengketa ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari masyarakat adat, pengembang, hingga
“Warga yang Misterius dan dua Menara Suar Peninggalan Belanda”
Cerita Subang Mas dan Pulau Tunjuk (Bagian 4) “Sepi, bang? begini ya biasanya?” Tanya saya ke Tekong pembawa rombongan kami. “Ya begini, dulu sempat ramai