Bintoro SuryoBintoro SuryoBintoro Suryo
  • Catatan
    • Cerita
    • Humaniora
    • Lingkungan
    • History
  • Pandang Dengar
    • Potret
    • Inspirasi
  • Persona
    • Otak Lelaki
    • Puan
    • Keluarga
    • Kanal Teman
  • Sisi
    • Varia
    • Fiksi
    • Impresi
    • NulisRingkas
Bintoro SuryoBintoro Suryo
  • Catatan
  • Pandang Dengar
  • Persona
  • Sisi
Cari
  • Catatan
    • Cerita
    • Humaniora
    • Lingkungan
    • History
  • Pandang Dengar
    • Potret
    • Inspirasi
  • Persona
    • Otak Lelaki
    • Puan
    • Keluarga
    • Kanal Teman
  • Sisi
    • Varia
    • Fiksi
    • Impresi
    • NulisRingkas
Ikuti Kami
Copyright 2004 - 2025, bintorosuryo.com. Desain oleh Beplus Indonesia
Cerita

Kampung Patam Dalam Lintasan Sejarah

Oleh Bintoro Suryo
Diterbitkan pada: 5 Juli 2021
646 x dilihat
Sebarkan

MEMASUKI area kampung Patam, kita seperti melihat kebersahajaan di tengah dinamika kota Batam yang berkembang. Lokasi pemukiman warga di Patam Lestari memang baru didirikan beberapa puluh tahun belakangan.

Namun, nuansa perkampungannya tetap terasa. Warga aslinya, sebelumnya bertempat tinggal di lokasi perkampungan tua Patam yang berjarak beberapa kilometer dari lokasi yang sekarang. Lokasi perkampungan lama mereka kini sudah berubah menjadi lapangan golf.

Bercerita tentang Patam tua, kampung ini memiliki lintasan cerita panjang tempo dulu. Dari cerita turun menurun dan saibul hikayat, sejarah kampung ini di mulai sekitar tahun 1840 di Tanjung Pinggir.

Rombongan ini dipimpin oleh seorang yang dipanggil Datuk Janggut. Dari kisah nama asli Datuk Janggut adalah Gadoh bin Pandak. Kepada Penghulu kawasan tersebut, Datuk Janggut memohon izin tinggal di kawasan itu.

Alasan mereka ke tempat itu karena berpindah angin atau istilah kala itu mencari tempat pekerjaan baru seperti berdagang, bertani, dan nelayan.

Izin pun diberikan, Datuk Janggut bersama rombongan yang tak lebih dari 10 orang pria dan wanita tersebut memulai hidup baru mereka. Tempat diberikan kepada rombongan ini berada di kawasan pantai yang indah, dan berhadapan langsung dengan Singapura dan Johor.

Kala itu kampung tersebut kedatangan serombongan orang yang mengaku dari
Bintan.

Kampung tersebut berkembang, lambat laun kampung pun diberi nama Patam. Kami yang mencoba menelusuri asal mula nama Patam yang dilekatkan pada kampung tua itu, mencoba menemui seseorang yang bernama Muhammad Zein (74 tahun).

Zein merupakan keturunan cucu/ cicit dari seorang tokoh dan warga asli di kampung Patam Tua/ Lama, Dachlan Aman.

Menurutnya, Ada cerita sendiri dalam pemberian nama Patam pada ratusan tahun lalu. Dari kisah turun temurun, meski kampung telah berkembang, sebelumnya tidak ada nama khusus untuk daerah yang didiami orang tersebut.

Cerita pun bermula, saat itu ada seorang warga keturunan Tionghoa juga tinggal di kampung tak bernama itu. Kehidupan warga Tionghoa tersebut cukup mapan, warga pun memanggilnya tauke atau bos.

Suatu hari rumah sang tauke disatroni beberapa orang perampok. Untungnya ada seorang warga yang mengetahui kejadian tersebut, dan melaporkan ke salah seorang
tokoh masyarakat di sana bernama Datuk Said atau Tok Engku, yang dikenal sebagai seorang pendekar.

Dengan sigap si tokoh masyarakat tersebut menuju rumah tauke. Perampok yang mengetahui tokoh masyarakat datang, langsung kabur tunggang langgang bahkan diceritakan para perampok itu sempat pitam
(atau pandangan menghitam).

Dari kisah perampok yang pitam itu lalu kampung tersebut berubah nama Patam diambil dari kata Pitam. Begitu cerita turun temurun awal nama kampung Patam.

Kampung Patam lama itupun kemudian berkembang, lambat laun kampung pun diberi nama Patam.

Hingga hari ini lokasi Kampung tersebut dikenal dengan nama Patam Lama, yang terbagi dari lima kawasan yang berada berdekatan yakni Patam Darat, Patam Laut, Mentarau, Seberang Patam, dan Dangas.

Ada yang unik juga di sini. Saat pemindahan dari lokasi lama kampung Patam tua, warga aslinya juga ikut memindahkan masjid dan makam seorang ulama yang sebelumnya berada di kampung lama mereka.

Patam saat ini

PATAM sendiri saat ini adalah kelurahan yang berada di kecamatan Sekupang. Luas wilayah kelurahan ini adalah 6,16 km², dengan jumlah penduduk tahun 2020 sebanyak 23.921 jiwa, dan kepadatan 3.883 jiwa/km².

Kampung Tua Patam Lestari adalah bagian dari Kelurahan Patam. Beberapa puluh tahun lalu atau sebelum tahun 1990, sebagian besar masyarakat Patam Lestari bertempat tinggal di Patam Tua/ Lama.

(*)

Browse by Category

  • Cerita
  • Fiksi
  • History
  • Humaniora
  • Impresi
  • Inspirasi
  • Kanal Teman
  • Keluarga
  • Lingkungan
  • NulisRingkas
  • Otak Lelaki
  • Potret
  • Puan
  • Varia
KAITAN:BATAMCeritakampung patamsejarah
Sebarkan Artikel Ini
Facebook Whatsapp Whatsapp Email Copy Link
Artikel Sebelumnya “Makyong Di Alur Sejarah” | “Dari Patani Hingga ke Batam”
Artikel Selanjutnya Ke Perbatasan Batam | “Mau Ke Penambi Tapi Takut”
Tidak ada komentar Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ikut Berkontribusi sebagai Volunteer

Kami adalah bagian dari komunitas yang mengembangkan literasi digital, media monitoring dan penyelamatan lingkungan hidup.
Ikut Bergabung

UPDATE

Metamorfosa Lingua Franca; Indonesia
Impresi
29 Oktober 2025
62 x dilihat
“Gunung Ranai yang Menjulang, Kekah yang Malang”
History
16 Oktober 2025
84 x dilihat
“Menyusur Kampung-kampung di Boengoeran”
History
9 Oktober 2025
86 x dilihat
Boengoeran, Belle Isle di Kepulauan Tujuh
History
26 September 2025
130 x dilihat
Siantan: Di Kampung Melayu dan Orang Cina
History
20 September 2025
151 x dilihat

POPULER

Humaniora

Selat Panjang ; “Tanah Jantan”

Oleh Bintoro Suryo
2.3k x dilihat

Kapan Pemerintahan Kota Batam Berdiri?

Oleh Bintoro Suryo
2k x dilihat

Menelusur Nongsa Masa Lalu

Oleh Bintoro Suryo
2k x dilihat

Nyekar : Idul Fitri 1438 Hijriah

Oleh Andri Susi
1.9k x dilihat

Ikuti Kami:

Akses Cepat

  • YLGI
  • GoWest.ID
  • Sultan Yohana
  • Beplus Indonesia

Fitur

  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Kebijakan Privasi

Catatan Kuki

Situs kami menggunakan third parties cookies untuk meningkatkan performa konten dan artikel yang diterbitkan

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?